Sunday, April 1, 2012

Cintailah orangtua kita.. :)

Berbahagia dan bersyukurlah bagi kalian yang masih memiliki orangtua, orang yang membantu kita lahir ke dunia ini atas izin-Nya, orang yang merawat kita sampai sekarang ini. Ayah dan ibu adalah orangtua kita, orang-orang yang sangat berjasa dalam hidup kita. Ayah menitipkan "benih" pada ibu kita, lalu ibu hamil selama 8-9 bulan lamanya, lalu lahirlah kita ke dunia ini atas izin-Nya. Kita memang hanya titipan Tuhan melalui orangtua kita. Ayah dan ibu adalah sosok yang wajib kita hormati dan sayangi, sebagaimana mereka menyayangi dan merawat kita. Tanpa rasa lelah dan beban, mereka selalu ikhlas melindungi dan menyayangi kita. Ayah, memang kodratnya sebagai kepala keluarga, beliau yang mencari nafkah, tapi bukan berarti beliau hanya mencari nafkah dan tidak ikut serta merawat kita, dengan mencari nafkah sudah ikut andil dalam merawat kita. Ibu, perempuan berhati mulia yang tidak pernah merasa lelah meskipun pekerjaannya banyak. Malah lebih banyak dari pekerjaan seorang ayah. Ayah dan ibu adalah dua sosok makhluk (manusia) yang ditunjuk Tuhan untuk merawat, menyayangi, dan membesarkan anak-anak dengan kasih sayangnya yang tak pernah habis. 

Pernah kah kalian berpikir seandainya satu diantara kedua orangtua kita telah lebih dahulu meninggalkan kita, lalu siapakah yang akan menjadi wali nikah kita kelak atau siapakah yang akan melihat kita melahirkan dan membesarkan anak-anak kita nanti?? Pernah kah kalian berandai-andai suatu hari nanti dapat melaksanakan ibadah umroh bersama kedua orangtua atau berlibur bersama tetapi tanpa kita sadar akan kesibukan urusan duniawi kita, kita malah melupakan dan mengabaikan keberadaan mereka?? Come on pals.. Mumpung orangtua kita masih ada, tidak ada salahnya untuk berbakti kepada orangtua. Bahagiakan lah mereka, sebagaimana mereka membahagiakan kita sedari kecil hingga sekarang. Bagi kalian yang sudah menjadi anak yatim atau piatu atau yatim piatu, sayangi orang terdekat kalian, orangtua tidak harus selalu ayah dan ibu kandung, mertua, kakek/nenek, kakak, atau sahabat pun termasuk orangtua. 

Aku tahu, orangtua kita tidak pernah sedikit pun meminta balasan atas apa yang telah mereka lakukan selama kita dibesarkan olehnya. Tapi, apakah kita sebegitu tega nya kepada orangtua kita sendiri yang sudah membesarkan kita dengan rasa letih mereka yang tidak pernah mereka tunjukan langsung pada kita? Kita sebagai anak mereka, sudah cukup bagi mereka untuk kita selalu mendoakan dan mencintai mereka dengan tulus. 

Sebatas sharing kepada kalian yang belum mengenalku lebih dalam, berikut akan aku bagi sedikit cerita tentang kehidupanku. Semoga dapat menjadi inspirasi atau dorongan untuk kalian lebih menyayangi orangtua kalian :)

Aku, anak bungsu dari enam (6) bersaudara dan aku adalah anak perempuan satu-satunya di keluargaku. Banyak orang berpikir bahwa aku adalah anak yang selalu dimanja oleh orangtuaku, karena aku anak bungsu dan satu-satunya perempuan. Salah, anggapan orang-orang itu salah. Semua anak-anak mamih dan papih, begitu kami (aku dan ke-lima kakak-kakakku memanggil orangtua kami), diperlakukan sama. Tidak ada yang dimanja berlebihan, semuanya rata. Meskipun sempat aku berpikir bahwa kakak diatasku yang terpaut usia 2 tahun lebih mendapatkan perlakuan "spesial" dariku, karena dia memang lebih manja dariku. Tapi ternyata tidak, semua sama. Aku dan kakak pertamaku terpaut usia 15 tahun. Cukup jauh dan kami pun tidak cukup dekat hubungannya, begitu pun dengan 2 kakak diatasku. Tapi, semua hubungan pun pada akhirnya semakin dekat karena adanya sebuah takdir Tuhan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya akan terjadi seperti ini.

Ya, aku sebut itu takdir. 17 Januari 2010 mamih mengalami serangan stroke di salahsatu rumah makan seafood di kota Bandung. Pada saat itu, aku, mamih dan papih sedang asyik menikmati makan malam kami. Tidak ada angin tidak ada hujan, mamih yang sedang lahap menikmati cumi saus tiram dan kangkung cah nya mendadak melemas dan bicara nya pun tidak terkontrol. Bicaranya yang tidak jelas, bibir nya yang tiba-tiba menyon, dan tangannya yang gemetaran sontak membuatku panik, karena kebetulan aku duduk persis berhadapan dengan mamih. Aku panik begitupun dengan papih. Kami mencoba berinteraksi dengan mamih supaya tetap sadar. Aku panik, aku minta tolong orang-orang di sekitar untuk membantu mengangkat badan mamih yg sintal agar tetap terduduk di kursi, karena pada saat itu juga badan mamih melemas dan menjatuhkan diri ke lantai. Aku tidak kuat untuk mengangkat beban maih sendiri. Saat itu yang aku pikirkan adalah segera membawa mamih ke RS dan lalu aku suruh papih membawa mobilnya yang di parkir jauh dari tempat kami makan. Aku panik, aku nangis sambil berdoa, "Ya, Tuhan... berikanlah aku kekuatan dan biarkan mamih tetap sadar". Alhamdulillah, orang-orang di sekitarku banyak yang membantu memindahkan mamih dari ruang kami makan ke jalan raya dimana mobil kami berada. Tak lama kami pun segera meluncur ke RS dan selama dalam perjalanan menuju RS, aku melakukan tindakan P3OSP (Pertolongan Pertama Pada Orang Setengah Pingsan) yang aku ketahui dan aku pun terus menjaga komunikasi dengan mamih agar tetap sadar. Alhamdulillah mamih masih sadar, hanya saja tidak dapat bicara dan kaki dan tangan kanannya sudah tidak dapat bergerak. Aku panik, aku menangis dan aku ingin segera menelpon orang-orang rumah menginformasikan keadaan ini.

Sesampainya di RS, mamih langsung masuk UGD dan dengan cepat bruder-bruder, suster-suster, dan dokter di RS menangani mamih. Ya, Allah… Semoga mamih tidak kenapa-kenapa dan cmn keselek makanan aja. Di UGD, semua makanan yg tadi dimakan semua keluar, infus pun mulai dipasang. Astagfirullah… Sumpah.. Gak Tega.. Gak mau liat… Gak mau mamih kenapa-kenapa.. :( Pada saat itu aku langsung nelpon orang-orang rumah, kakak-kakak, pacar dan tante-tante aku. Semua tidak percaya karena sebelumnya mamih tidak mengeluh satu penyakit apapun. Waktu menunjukkan pukul 21.30, aku nangis, bener-benar tidak tahan… Stlh pemeriksaan di UGD, mamih di bawa ke ruang City Scan & Radiography. Aku masih dalam keadaan panic, deg-degan, sedih, kakak-kakak blom pada sampai ke RS, aku cmn berdua sama papih :( Aku tidak boleh nangis sama papih, aku harus kuat. Susaaaah banget! Aku emang bukan tipe anak yg cengeng, tapi dengan kondisi seperti itu, melihat kondisi mamih seperti itu, rasanya aku tidak bisa menahan airmata untuk tidak keluar. Akhirnya dua kakak aku sampai ke RS, kita semua nangis, aku benar-benar tidak tahan, aku pgn nangiiiissss!! Waktu menunjukkan pukul 11.25, Alhamdulillah pacar (mantan, red.) aku sampai RS dan menemaniku. Setelah pemeriksaan ini-itu dan hasilnya pun keluar, mamih terserang stroke, ada penyumbatan darah di otak kirinya. Ya, Allah, apakah aku harus melewati cobaan ini?? Ya, Allah, jangan beri mamih cobaan yg lebih berat lagi. Selama 8 hari drawat di ruang ICU (karena tidak dapat ruang di Unit Stroke, maka mamih dtempatkan di ruang ICU), mamih mengalami koma, tidak kenal siapapun, mamih yg kritis, diinfuse, diselang, dikateter, tidak bisa bicara, tangan dan kaki kanannya lumpuh, sama sekali tidak bisa merasakan cubitan bahkan pukulan sekalipun. Yang aku rasakan adalah sedih, lemas, tidak punya semangat, prihatin, semua perasaan bercampur aduk. Selama masa kritis itu aku dan keluarga ku setiap hari bolak balik RS-Rumah dan setiap harinya ada satu orang anggota keluarga yg standby di RS, termasuk aku sendiri. Setelah seminggu drawat dan observasi, 3 dokter spesialis mengatakan, kalau dalam waktu 10 hari masih kritis dan hasil observasi menyatakan hal yg lebih parah dari hasil sebelumnya, maka mamih harus dioperasi untuk melancarkan penyumbatan darah dalam otaknya. Astagfirullah, denger nama OPERASI aja udh merinding. Aku dan keluarga cmn bisa berdoa semoga keajaiban datang. Alhamdulillah setelah 14 hari di rawat di ruang ICU dan mamih dinyatakan tidak perlu melakukan operasi, huff… satu kegusaran sirna. Tapi, kegusaran lainnya blum bisa bikin aku dan keluarga tenang. Mamih di pindah ke ruang Unit Stroke selama 5 hari dan dilanjut ke ruang rawat inap selama 4 hari. WOW, lama dan butuh kesabaran extra untuk ikut merawat mamih. Kuat kuat kuat!!! Aku harus kuat!! Kalau aku sakit, siapa yg akan merawat mamih, cmn aku anak perempuan mamih, aku satu-satunya harapan yg bisa ngurus mamih. Alhamdulillah, cmn merasa pegel-pegel aja tidak sampai jatuh sakit, aku masih bisa merawat mamih. Kasian papih kalo harus ngjagain mamih. Aku harus kuat dan tabah! ^_^

Alhamdulillah, akhirnya mamih bisa pulang ke rumah juga. Masih dlm kondisi setengah bagian tubuhnya lumpuh, tidak bisa bicara, ingatannya hilang, tidak bisa melihat dan mendengar dgn jelas, bisa dibayangkan kan gimana beratnya mamihmenjalankan  ujian ini. Subhanallah, mamih orangnya kuat dan penuh semangat. Tidak seperti penderita stroke lainnya, setelah beberapa hari di rumah tercinta, mamih tidak terlihat seperti orang sakit dan seperti yg habis melewati masa kritis. Mamih tetap terlihat cantik dan segar :)

Alhamdulillah nya lagi, aku blom dapat pekerjaan tetap, jadi aku bisa ngerawat mamih 24 jam. Meskipun pekerjaan ini sulit dan menguras tenaga aku, sampai-sampai aku turun 8 kg dalam kurun waktu 1 bulan :( (udah mah susah gemuk, dtambah pula turun BB, susah lagi deh naik BB nya. Hehe). 24 jam, 7 hari dalam seminggu itu benar-benar menguras tenaga aku.
 
Rutinitas aku bak seorang suster:
Bangun jam 5 subuh, bersih-bersih badan mamih. Sambil nemenin mamih di kamar, sambil aku curhat, cerita, ngajarin kata per kata, fisioterapi (yg sblmnya aku belajar dr fisioterapis di RS).
Jam 7 aku mulai masak untuk mamih, banyak pantangan makanan bikin aku pusing setiap harinya, bingung mau masak apa. Tidak boleh yg goreng-gorenganan, bersantan, dan berlemak. Huhu.. selamat masak deh! :P Untungnya lagi, aku suruh sepupu aku, Rioz, untung ikut tinggal drumah menemani aku. Selain sepupu aku, aku pun dibantu kakak ipar aku yg ke-1.
Blablabla… Goprang-gompreng.. Tadaa!! Masakan siap disajikan! Mamih makan, minum obat, lalu tidur sampai tiba waktunya makan siang (efek obat juga yg membuat mamih bnyk istirahat).
Siang datang…!!! Makan, minum obat, nonton TV, ngobrol lagi, ada tamu (yg hampir tiap hari ada yg datang, mulai dr RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, sampai Kota Bandung pun ada, krn mamih memang aktif sosial di kota Bandung dan relasinya banyak). I’m proud of you, mom :)
……. Malam tiba!!! Sebelum tidur, aku bersihin badan mamih, dr mulai gosok gigi, ganti pampers, bersihin habis beliau BAB, dll. Huff.. aku bener-benar belajar banyak untuk hal ini. Aku yg termasuk anak yg jijik-an, sensitive akan bau, skrg dihadapkan dgn situasi yg aku tidak suka. WOW.. amazing!
Malam dini hari tiba!! Ini nih waktu dmana aku, papih, dan saudara aku bisa istirahat, tapi tidak demikian adanya, setiap jam 2 atau 3 dini hari, mamih mengeluh kesakitan dan menangis krn tangan kanannya keram dan menjadi kaku. Dan itu terjadi selama kurang lebih 1 jam. Aku dan saudara aku kebetulan tidur dibawah dkamar yg sama di kamar mamih, kadang bergantian, kakak aku yg ke-1 yg jaga malam. Dan begitulah rutinitas setiap harinya. Tapi, Alhamdulillah nya, keram tangan kanannya mamih hanya berlangsung selama 2 bulan saja. Selanjutnya, mamih lebih nyenyak tidur malamnya.

Ujian… ujian… kita tak pernah tahu apa rahasia Tuhan.
Blum juga selesai ujian yg harus aku hadapi dgn penderitaan mamih, awal Juli 2010, aku mendapat kabar dari salah seorang kerabat papih di kantor, bahwasanya, papih masuk UGD salahsatu RS di Bandung, terkena serangan Stroke susulan (yg sebelumnya di tahun 2001 papih sempat terserang Stroke ringan dan diopname 14 hari di RS). Astagfirullah, cobaan apa lagi ini?? Siang itu, aku berencana ke Jakarta karena ada interview esok hari, Alhamdulillah memang aku blum berangkat, tapi ya, Allah… Aku panic, aku deg-degan, aku tidak tahu harus bilang apa sama mamih. Aku harus terlihat tegar seakan-akan tidak terjadi apa-apa sama papih. Pada siang itu adalah waktu dimana mamih makan siang, dan otomatis aku harus berhadap-hadapan dgn mamih untuk nyuapin beliau. Dengan wajah yang pura-pura happy, senyum trpaksa, pura-pura ceria, itu sangat-sangat berat aku lakukan. Tapi hanya itu yg bisa aku lakukan pd saat itu, karena jika aku beritahu papih masuk RS, aku tidak tahu apa jadinya perasaan mamih. Sampai tiba waktunya yaitu saat magrib tiba, saat kakak aku yg ke-4 pulang dr RS, akhirnya kami jujur sama mamih, kalau papih masuk RS terkena serangan Stroke, dan Alhamdulillah nya, papih masih bisa berkomunikasi (bicara), masih bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Apa yg terjadi?? Mamih nangis terus menerus sampai tertidur jam 3 dini hari. Aku menemani mamih tidur, aku yg berada disamping mamih pun rasanya ingin menangis dan terus menerus bertanya pada sang Kuasa, ya Allah, cobaan apa ini?? Kenapa 2 kejadian berturut2 datang padaku dan mereka adalah orangtua tercinta ku. Ya, Allah, aku tidak mau menyalahkan mu, tapi aku mohon, jangan biarkan papih sakit berkelanjutan seperti mamih sekarang. Kalau papih ikut sakit, siapa yg akan merawat papih?? Aku benar-benar tidak sanggup kalau harus mengurus 2 pasien dalam waktu yg bersamaan.
Alhamdulillah, papih hanya dirawat 8 hari di RS dan dinyatakan dapat berobat jalan. Tapi ya Allah, obatnya banyak bgt!! :( Ayo Noviiii… harus kuat!!! (begitu lah aku mensuges diri sendiri supaya kuat dan tetap semangat menjalani cobaan ini).

2 tahun pun berlalu, Alhamdulillah papih diberi kekuatan meskipun sekarang sering mengeluh sakit dan cape. Aku tahu ini berat bagi kami, khususnya aku dan papih yang setiap hari berinteraksi dan bergantian merawat mamih. Tidak dipungkiri, aku merasa lelah? Iya, aku lelah, aku cape badan, aku butuh orang lain yang dapat mem-backup rutinitas merawat mamih. Kalau aku bisa berandai-andai, andaikan saja aku punya adik atau kakak perempuan, mungkin mereka bisa membantuku dalam mengurusi kewanitaan mamih. Tapi aku sadar, di rumah ini hanya ada aku yang perempuan dan yang bisa diandalkan. Kakak-kakak ku semua laki-laki dan mereka tidak biasa mengurus mamih, bahkan untuk memindahkan mamih dari kasur ke kursi roda nya pun mereka mengalami kesulitan. Andai bisa berandai-andai lagi, aku ingin sabtu minggu aku off mengurusi mamih. Aku ingin istirahat. Aku ingin main bersama teman-teman lain. Aku butuh hiburan. Aku bosan di rumah terus. Tapi, tidak semudah itu, kalaupun aku ada pekerjaan atau ada urusan di hari sabtu, aku harus mencari backup kakak-kakakku yang lain karena papih setiap hari sabtu nya mengajar di salahsatu universitas di Garut. 

Setiap hari aku berdoa untuk kesehatan keluargaku, khususnya kesehatan papih dan pemulihan mamih ke keadaan semula. Aku memang cape, tapi aku akan terus merawat mamih dan papih, karena hanya mereka yang aku cintai dan sayangi. Selama mereka masih ada di dunia ini, insyaAllah aku akan tetap bersama mereka. Aku ingin berbakti kepada mereka. Aku tidak mau menyesal di kemudian hari karena tidak sempat berbakti kepada mereka. Biar lah badanku ini lelah, asalkan orangtuaku baik-baik saja. Aku ingin mereka ada saat aku menikah dan lalu memiliki anak nanti. 

FYI, Alhamdulillah, meskipun keadaan mamih yang belum pulih dan belum kembali normal tapi mamih kemarin, 27 Maret 2012 masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk tetap semangat dan menjalani ujian ini. Mamih ulangtahun ke 65 tahun dan insyaAllah 6 Juni 2012 ini papih ulangtahun ke 70 tahun. Doaku, semoga diberi kesehatan dan diberi keikhlasan, ketabahan dan kekuatan bagi kami semua :)

Ini mamih 2,3 tahun lalu setelah bbrp hari melewati masa kritis 




Ini mamih dan papih sebelum kena stroke, sekitar 4 tahun lalu.


Ini mamih dan papih waktu nikahan kakakku yg ke-5 -- 4 Februari 2012 -- Mamih aku tetep cantik kan?? :)















No comments:

Post a Comment